NEXT

GO TO FORUM KESUFIAN
SUFI LAGI KESUFIAN

SUSUNAN WALIKUTUB

SUFI:
MUTIARA KATA

Al-Junaid seorang sufi besar apabila ditanya: "Apakah Tasawuf itu?" Jawabnya: Itu adalah menggantungkan kesadaran pada Tuhan; dan hal ini tidak dapat dicapai kecuali kalau jiwa dapat menjauh dari sebab-sebab(asbab)sekunder, melalui kekuatan roh dan tinggal bersama Tuhan.

**********************************@@@@****************************************

Al-Nuri ketika ditanya apakah tasawuf? Dia menjawab: "itu adalah merupakan penggungkapan rahsia keadaan, dan suatu pencapaian ketinggian (maqam)," dan bila diminta melukiskan sifat-sifat mereka (yaitu para sufi), dia berkata:"Mereka membawa kegembiraan di dalam (hati) orang-orang lain dan menjauhkan dari keinginan untuk membahayakan mereka."

************************@@@@@************************

PEMASRAHAN TANDA TAWAKKAL

Sabar pada yang tidak ada

Syukur pada yang ada

Redha pada yang belum ada

Dalam pencarian hasil ikhtiar dituntut,

dan......

pemasrahan pada rezeki itu tandanya tawakkal...

Sufikah aku yang sudah mati ikhtiar?

lantaran tiada doa hanya pasrah dalam tawakkal.

Sufikah aku yang sudah tiada hal dan hal ehwal?

Lantaran jerih dalam usaha

Sufikah aku yang tidak pada kewarasan tapi pada kesedaran dalam kesedaran?!!

lantaran tenggelam aku dalam lautan fana

tiada ku lihat melainkan Allah Allah belaka

menjadikan aku buta....

lantaran apa...?

Ku binasakan yang banyak lihat yang satu pada yang satu.

kupadamkan yang satu pada yang satu,

ku menyatu laksana satu ...dalam diam...senyap...sunyi...

hening......

menyatu aku dalam penyatuan

asyik...LAILAHAILLALLAH

Mana tuhan?!

mana ihktiar?!

Mana Doa?!

dan.........mana?

Aku besendeloka ke utara, ke selatan, ke timur, ke barat

dalam diam... senyap... sunnyi...

mana tuhan?!

mana ikhtiar?!

mana doa?!

...dan ku lihat

Tuhan itu sendiri dan...

kudrat itu berdiri atas sendiri...

Zat

Nukilan

Walikutub

Ktn/ Ogos2004

***********************************@@@@**********************************************

Kata-kata Hikmah dari Ahli Hikmat:

"Bukanlah diharapkan dari awan mendung yang mendatangi itu sekadar hujan yang melimpahi bumi,tetapi apa yang dikehendaki ialah berbuahnya dari bumi yang gersang."

*Mendung adalah lambang kepada kehadiran Warid Al-IIahiyyah.

*Bumi adalah hati tempat tadahannya.

*Berbuahnya pohon-pohon adalah rezeki maknawi yang kebenaran.

Terkadang ia datang;

Dalam saat-saat yang diperlukan oleh bumi yang sekian lama kering kemarau mendinginkan udara dan menyejukkan bumi yang telah lama panas.

Sesekali ia turun pada musim panas, cukup untuk membersihkan bumi ini dari segala kekotoran.

Adakalanya ia datang merosakkan segala ternakan, hasil pertanian sehingga menenggelamkan kediaman, cukup sebagai satu tanda bencana dan malapetaka.

Dan ada masanya hadirnya ia cukup menggerunkan, ganas dan keras, sehingga mencabut apa yang terpacak dan ianya cukup satu peryataan tentang betapa kuat dan kuasanya ia.

Ia boleh datang dalam pelbagai bentuk dan wajah.

*Terkadang dengan puji-pujian dan kunjungan orang ramai.

*Terkadang dengan caci cela herdikan makhluk-makhluk Allah.

*Terkadang dengan pelbagai nikmat kesenagan zhahir dan batin.

Yang bezanya adalah dari segi bentuk dan wajahnya , namun dari puncanya tetap sama Sa

Sekian 14/08/2004

*************************************@@@@*********************************************

ANTARA KESUFIAN DAN PANTHEISMA;

Walikutub menulis

Makrifat adalah menuju kearah yang terarah pada pemusatan dalam kesatuan iaitu hilang sifat dalam zat. Dengan kata lain pemusatan itu adalah Wahdaniah iaitu meng Esa kan Tuhan itu Sa tidak satu tidak berbilang . Jalan itu jelas sekali pada Jalan Kewalian Kesufian iaitu pada memperkatakan WahdatulWujud.

Bagaimana cantik dan hebat hujahan sekalipun atau besar mana sekalipun tokaoh yang memperkatakan WahdatuWujud sama dengan Patheisma sesuatu yang di tolak sama sekali dari segi prinsip dan amalannya.

Ajaran Patheisma yang dikatakan berasal dari India (Hindu)yang mengamalkan ajaran dalam kesatuan, sebenarnya tidak menuju pada pemusatan. Pemusatan adalah Tauhid iaitu dengan menafikan apa-apa yang ada dan bersekutu dengan Tuhan.

Jadi dalam keadaan apa sekalipun Ajaran Patheisma tidak berasaskan Tauhuid dan sama sekali tertolak atau di tolak oleh Islam.

Sebaliknya Islam datang dengan Ilmu Shadadah iaitu Ilmu Tauhid yang dikatakan Ilmu tertinggi dengan matlamat akhir menjadikan manusia itu dapat memakrifatkan diri dengan Allah.

Jadi siapa nak kata Ajaran WahdatulWujud itu sama dengan Patheisma, saya nak mereka pergi ke kuil hari jumaat sebelah petang . Kat sana ada penyatuan dengan dewa-dewa. Dan satu lagi kat surau dan masjid pun ramai Patheisma secara tidak sedar iaitu bersatu dengan nafsu dalam solat . Itu pun dikatakan penyatuan juga iaitu bersaksi dia dengan nafsu.

http://www.walikutub.cjb.net

Sekian
Aku Tidak
25/ogos /2004 _________________ Asalamualaikom Sebaik-baik ucapan adalah salam

___________________________________________________________________________________

KAJIAN SUFISME DI BARAT

KESULITAN-KESULITAN DALAM PEMAHAMAN SUFISME

Dalam abad dimana institusionalisasi globalisasi bergerak maju secara lambat ini, setidaknya sama sulitnya dengan membuat masalah ini secara efektif Bagaimana pun seribu tahun lalu, pengembara darwis Niffari di Mesir, dalam pengaruh-tetap klasiknya, Muwaqif ('orang-orang yang berhenti'), dengan penuh semangat menekankan bahaya dari kesalahan wahana untuk mencapai sasaran.

Pemasalahan antaranya adalah satu diantara kepemimpinan atau guru. Guru Sufi adalah seorang konduktor, pemimpin dan instruktur (pelatih) --bukan dewa. Pemujaan pribadi dilarang dalam Sufisme.Oleh karena itu ar-Rumi mengatakan: "Janganlah melihat bentuk luarku, tetapi ambil apa yang ada dalam tanganku," dan Jurjani mengatakan: "Kerendahan hatiku yang engkau sebut adalah tidak ada, karena engkau telah terpengaruh olehnya. Hal itu adalah karena alasannya sendiri."Bagaimana pun keperibadian yang menarik bagi orang biasa bahwa para pengganti guru-guru Sufi telah cenderung menghasilkan, lebih baik daripada penerapan kehidupan atas prinsip-prinsip berpikir, sistem-sistem hagiografi, ganjil dan kurang sempurna. Tema mengenai sifat kesementaraan dari 'kepompong' ulat gemar dilupakan. Karena itu tetap diperlukan suatu teladan baru.

Masalaha selanjutnya adalah bagi murid yang tidak sadar akan situasi di atas merupakan eksistensi dari apa yang telah disebut 'biografi ilustratif'. Muatan materi ini dirancang untuk belajar, pada akibat-akibat tertentu, di dalam perjalanan di mana banyak dongeng atau cerita isapan jempol dapat berisi fakta-fakta yang didramatisasi. Dengan perjalanan waktu, mereka hidup lebih lama daripada manfaat mereka, dan kemudian diambil sebagai kebohongan atas catatan-catatan kebenaran harfiah. Di mana ahli sejarah yang akan dengan rela melepas atau menyerahkan sumber materi seperti itu?

Hal itu sebagai contoh, karena di dalam sebuah biografi Maulana Jalaluddin ar-Rumi, ia menyatakan telah melewatkan atau menghabiskan masa-masa yang panjang dalam bak mandi Turkinya, para pencari yang memiliki kesadaran lebih tinggi dan akan dicerahkan telah benar-benar tahu berkah dari laporan tersebut dengan arti seperti membangun dan sering-sering mengunjungi steambath milik mereka. Mereka, sebaliknya, mempunyai milik para penirunya sendiri ...

Bagi siapa yang ingat sajak kanak-kanak mereka, mungkin dapat memahami satu aspek dari kajian berkaitan dengan Sufi dengan memikirkan tentang ketidakberuntungan Humpty-Dumpty. Seperti Humpty, gagasan-gagasan Sufi telah mengalami suatu kejatuhan yang besar --ketika telah dipakai pada tingkatnya terendah. Sebagai kelanjutan, mereka telah jatuh ke dalam semua jenis tempat-tempat asing sama sekali. Lihat pada nukilan-nukilan Humpty, kita dapat menyebutnya para cendekiawan emosionalis dan konvensionalis, 'kuda-kuda milik raja' dan 'para lelaki milik raja' dalam sajak. Seperti mereka, ada suatu sifat yang tak dapat dielakkan mengenai ketidakberdayaan menghadapi persoalan. Seorang laki-laki dan seekor kuda --atau beberapa dari mereka-- milik seorang raja atau sebaliknya, adalah cocok hanya untuk sebegitu banyak tugas, tidak lebih. Sesuatu yang hilang, sebagaimana dalam sajak kanak-kanak: dan, kecuali (kalau) mereka kaum Sufi atau menggunakan metode-metode kaum Sufi, mereka tidak dapat 'menempatkan Humpty bersama-sama lagi'. Mereka memiliki kuda dan mereka memiliki orang laki-laki, tetapi mereka tidak mendapatkan kenderaan, ilmu pengetahuan serta anjakan melewati batasan waktu dan hal.

Jika gagasan-gagasan Sufi, sebagaimana diungkapkan di dalam buku-buku dan diantara komunitas-komunitas yang berhubungan dengan persiapan atau 'anak yatim'(sendiri)pada pemusatan, dan bentuk yang telah ditentukan oleh ajaran-ajaran dan keberadaan suatu contoh yang bersifat manusiawi, sesungguhnya dirancang untuk melahirkan (menghasilkan) suatu bentuk daya pikir yang lebih bernilai daripada pemikiran yang bersifat mekanis, murid mungkin mengajukan alasan bahwa dia berhak tahu mengenai hasil tersebut.

Dia mungkin berharap menemukan kaum Sufi mengambil satu bagian, tanpa kecuali, secara signifikan atau bahkan menentukan dalam peristiwa-peristiwa kemanusiaan. Sementara Sufi tidak akan menerima bahwa aklamasi publik (penzahiran) adalah apa yang ia cari (paling banyak dari mereka lari), dan bahwa dia tidak khawatir atau menginginkan untuk menjadi seorang Albert Schweitzer --bersama dengan-- Napoleon bersama dengan--Einstein, meski terdapat bukti-bukti yang demikian berkesan dari pusaka atau warisan Sufi yang sangat kuat. Lebih mengejutkan daripada itu, bagi siapa yang mencari label dan batas Sufisme sebagaimana dengan cara yang sederhana ini, atau cara pemujaan itu, merupakan perluasan dan jenis-jenis dari dampak Sufi, mengesampingkan klaim Sufi bahwa tokoh terbesar mereka nyaris selalu tanpa nama (tak dikenal).

Selama periode-periode dari sebagian besar kekerasan monarki, pada milenium yang lalu, kaum Sufi di Timur telah menjadi raja atau di belakang mereka sebagai penasihat. Pada waktu yang sama, di bawah kondisi yang lain, kaum Sufi telah bekerja menentang banyak lembaga-lembaga martabat raja atau mengurangi penyalahgunaannya. Nama-nama dari tidak sedikit laki-laki dan perempuan berikut ini telah berhasil. Mogul Dara Shikoh dari India telah mencari suatu bentuk pertemuan antara Hindu, agamanya, dan Muslim, serta lain-lain.

Para pembela (patriot) Sufi telah berperang melawan para tiran dari luar (asing) untuk kutipan-kutipan dari pernyataan yang ada --kadang di atas suatu skala besar, sebagaimana dengan Sufi yang terilhami para pendukung Janissari dari Turki, sisa-sisa pemimpin Syamil dari Kaukasus, Sanusi dari Libya, atau para darwis dari Sudan. Hampir semua literatur Persia dalam periode klasik adalah Sufistik, dan juga merupakan karya-karya ilmu pengetahuan, psikologi dan sejarah yang berlimpah.

Kutipan-kutipan hanya dibuat merupakan suatu peristiwa dari catatan sejarah dan dapat dikembangkan secara besar-besaran dalam tingkat dan jumlah.

Di mana pun penelitian-penelitian dengan cara sebagian-sebagian itu dilakukan oleh para sarjana di atas, yang sering saya gambarkan dalam wacana ini memiliki nilai tak terhitung, dalam fakta yang terpelihara, peninggalan itu untuk suatu semangat belajar yang baru, mengumpulkan dan menyatukan kegiatan-kegiatan Sufi yang luas dan bernilai dalam masyarakat. Dengan cara ini kita mungkin mencatat keberhasilan dan memperkecil kehilangan.

Seperti para murid --dan ini merupakan problem yang lainnya-- di samping kurang mudah mendapat indoktrinasi daripada para pendahulu mereka, harus mengingat akan muatan Sufistik itu sendiri ketika mereka mengatakan: 'Sufisme harus dipelajari dengan satu sikap tertentu, di bawah kondisi tertentu, dalam satu cara tertentu.

Banyak orang, secara membabi buta dalam sangat banyak perkara, telah memberontak melawan diktum ini. Tetapi apakah hal itu, betapapun, amat berbeda dari kata-kata: 'Ekonomi harus dipelajari dengan satu sikap tertentu (keinginan untuk mengerti) di bawah kondisi tertentu (disiplin skolastikisme dan buku-buku yang benar), di dalam suatu cara tertentu (mengikuti suatu kurikulum yang ditetapkan oleh siapa yang mengetahui pokok permasalahan secara tepat)?'

Pengkajian tentang Sufisme tidak dapat didekati, misalnya, dari sudut pandang tunggal, bahwa hal itu adalah suatu sistem mistikal yang dirancang untuk menghasilkan ekstasi dan didasarkan atas konsep-konsep teologis atau berpandukan ajaran - ajaran sufi lebih lagi tidak dapat dimengerti dengan akal atau pemehahaman fikir. Sebagaimana sebuah puisi Sufi oleh Omar Khayyam,108 menyatakan:

Di dalam bilik kecil dan beranda biara,
di dalam biara kristen dan gereja yahudi,
Di sini orang merasa takut akan neraka,
lainnya bermimpi tentang surga.
Tetapi ia yang tahu rahasia-rahasia kebenaran dari Tuhannya
Tidak menanam benih-benih seperti itu di dalam hatinya.

Tampaknya tidak mungkin bahwa banyak kemajuan terhadap pengertian yang tersebar luas tentang gagasan-gagasan Sufi akan terjadi hingga lebih banyak para sarjana membantu diri mereka sendiri terhadap metode-metode interpretatif tentang Sufi. Jika tidak demikian, mereka akan melanjutkan upaya yang sia-sia tentang fenomena kedua. Sebaliknya, hal ini menambah satu problem khusus untuk Sufi itu sendiri. Sebagaimana Ibnu al-Arabi berkata: "Sufi harus berbuat dan berbicara dalam suatu cara yang menggunakan pertimbangan pengertian, batas-batas, dan prasangka-prasangka yang secara dominan menyelimuti pendengarnya."

Belajar yang benar tentang gagasan-gagasan Sufi tergantung atas penyediaan dan penggunaan yang benar dari literatur dan juga hubungan dengan pelatih atau pembimbing Sufi.

Sebagaimana tersedianya literatur, waktu mungkin mendapatkan hak tersebut dalam pelajaran biasa terhadap peristiwa-peristiwa, meski dua pengalaman tersisa menunjukkan bahwa kehilangan, lagi-lagi, mungkin menjadi serius. Satu diantara buku-buku saya telah dikritik oleh seorang skolastik yang ulung dan ahli Sufisme di Timur Tengah atas alasan atau dasar bahwa pelawak (the Joker) Mullah Nashruddin bukan tokoh atau figur instruksi Sufi. Dia tidak tahu pada waktu itu dan mungkin tetap tidak tahu, bahwa pada saat itu seorang murid Eropa telah benar-benar tinggal dalam suatu komunitas darwis di Pakistan yang menggunakan Mullah Nashruddin dan tidak ada lainnya sebagai materi pelajaran. Jumlah dari para murid ini belum lama berselang diterbitkan dalam suatu jurnal Inggris tentang agama.

Tetapi semata-mata menambah informasi mengenai Sufisme tidaklah cukup. Tidak lama ketika saya dengan tanpa dosa menuntut mengenai prospek hari raya (suci) dari seorang cendekiawan Barat yang saya tahan untuk membicarakan mengenai sebuah pulau Yunani, ia menyerang saya dengan sebuah makian. Mengacungkan sebuah salinan dari satu diantara buku saya, dia berkata: "Engkau membuang-buang waktumu memikirkan tentang hari raya, dan mencoba menyia-nyiakan waktu dari orang yang membaca buku ini; sesuatu yang lebih berharga daripada semua hari rayamu!"

Kita seharusnya tidak membuat bingung orang yang berpikir bahwa mereka tertarik pada Sufisme, atau orang yang berpikir bahwa mereka adalah kaum Sufi, dengan mereka yang benar-benar dapat mempelajari Sufisme dan mendapatkan keuntungan dari hal itu. Sufisme selalu telah menjadi sesuatu yang tidak dapat dinilai dari suatu kajian orang yang menyatakan menjadi sahabat-sahabatnya.

Kajian yang efektif tentang Sufisme saat ini, yang terpenting di Barat, dimana rasa tertarik terhadapnya sungguh besar, syarat-syarat berikut bagi para calon murid:

1.Mengerti bahwa bagian terbesar dari terjemahan-terjemahan yang tersedia adalah tidak sesuai. Hal ini terutama karena buku-buku aslinya dimaksudkan untuk komunitas khusus dan pengunjung serta budaya setempat, yang sekarang keberadaannya tidak dalam bentuk yang sama.

2.Mencari bahan-bahan tulisan dan lisan dari orang yang memiliki otoritas dan kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh kaum Sufi untuk mengoperasikan dalam budaya, waktu dan lingkungan-lingkungan lain milik si murid.

3.Mengakui bahwa semua organisasi kecuali kaum Sufi yang asli, selalu merupakan alat-alat yang bersifat kondisional, secara sadar atau sebaliknya.

4.Siap untuk melepaskan prakonsepsi-prakonsepsi tentang apakah konstitusi 'belajar'. Kerelaan mempelajari peristiwa-peristiwa atau bahan-bahan materi yang mungkin tidak muncul menjadi 'esoterik'.

5.Menentukan apakah penyelidikannya atau bukan, adalah suatu bentuk tersembunyi dari suatu penyelidikan untuk integrasi sosial, suatu manifestasi dari keinginan tahu belaka, suatu keinginan karena rangsangan emosional atau kepuasan hati.

6.Menghargai, bahkan sebagai suatu karya hipotesis, kemungkinan bahwa ada (terdapat) suatu kesadaran, efisien dan sumber yang disengaja terhadap ajaran Sufistik yang benar-benar sah dalam pengoperasian di Barat.

Buku ini dimaksudkan untuk memberikan ilustrasi bagi pembaca umum, sesuatu tentang kekayaan dan cakupan dari gagasan-gagasan Sufi.

Bahan-bahannya juga dipilih dan dipresentasikan agar dapat diaplikasi untuk orang-orang dari budaya kontemporer, menawarkan suatu bagian pengantar dari sebuah kajian (yang lebih serius).

SUSUNAN:

WALIKUTUB

2004

NEXT